SUAMI MUSLIM MASUK KRISTEN LALU MASUK ISLAM LAGI
Salam sejahtera bapak/ibu,
Saya ingin berkonsultasi mengenai pernikahan saya menurut pandangan Islam.
- Saya dan suami menikah secara agama Kristen. Sebelumnya suami beragama
Islam, karena saya terlanjur hamil duluan, dia mengalah untuk jadi
nasrani dan menikah secara Kristen dan catatan sipil.
- Setelah lebih 2 tahun pernikahan.. Seperti pada umumnya tidak ada
rumah tangga yang berjalan mulus pasti ada problematikanya. Suami
ketahuan oleh keluarga saya dekat dengan perempuan bahkan pernah main
perempuan. Saya yang syok dan terus cek cok dengan suami memutuskan
untuk pulang ke rumah orang tua untuk menenangkan diri.
- Suami yang merasa sakit hati, memutuskan untuk kembali jadi muslim.
Dan mau menceraikan saya dengan alasan sudah kembali muslim, kalau dia
masih berumah tangga dengan saya katanya dia berzinah. Saya memaafkan
kesalahannya karena saya sadar sebagai istri saya juga tidak sempurna
pasti juga ada kesalahan. Jadi saya tidak mau bercerai, karena bagi saya
menikah hanya sekali seumur hidup dan saya menyayangi dia.
1. Bagaimana menurut alkhoirot menurut Islam pernikahan, status dan jalan keluar untuk permasalahan kami ini?
2. Karena saya sendiri tidak mempermasalahkan dia pindah kembali muslim
bila itu mendatangkan kebaikan buat dia karena keyakinan bukan paksaan.
Asalkan dia tetap jadi suami yang baik, setia dan bertanggung jawab
terhadap keluarga istri n anaknya. Tapi saya tetap nasrani.
Demikian email saya ini, atas perhatian bapak/ibu saya ucapkan terima kasih.
(mohon dijawab via email saja)
JAWABAN
1. Pernikahan pertama Anda dengan suami berada di luar jurisdiksi hukum
Islam. Karena Anda Kristen dan suami sudah masuk Kristen. Adapun status
suami adalah seorang murtad.
2. Kalau dia masuk Islam lagi, maka harus diadakan akad nikah baru
secara Islam. Istri boleh tetap Nasrani karena pria muslim boleh
menikahi wanita Nasrani atau Yahudi. Lihat: Pernikahan Beda Agama dalam Islam.
____________________________
SIKAP ANAK MENANTU TERHADAP MERTUA YANG MALAS DAN TIDAK SHALAT
assalamu'alaikum wrohmatullohi wabarokatuh..
saya ingin bertanya, tapi sebelumnya saya mohon maaf, dan kpd Allah saya
mohon ampun, karena bukan maksud ingin membuka aib orangtua.
saya suami, usia 27th, memiliki seorang bpk mertua yg kena stroke,
beliau tinggal serumah dgn saya. ibu mertua saya sdh meninggal lama.
tapi beliau menikah lagi.
saya sedikit cerita riwayat sakitnya bpk mertua saya dulu, beliau sdh
sakit stroke lama, kurang lebih 6 tahun yg lalu. dgn kondisi tangan
kanan tdk bisa bergerak. tapi masih mampu utk berdiri, berjalan, bicara,
dan aktifitas lainnya seperti makan, mandi, buang air, dll. sebelum
beliau kena stroke, beliau pernah menikah lagi, dan punya dua org anak,
tapi sejak sakitnya itu istrinya "membuang" dia, tidak lg mau mengurusi
dia. maka sayalah sbg menantu yg merawat beliau dirumah selama 2 tahun
belakangan ini.
yang menjadi problem saya adalah, beliau dirumah sangat malas, padahal
sebelumnya saat tinggal bersama istri mudanya itu beliau suka
disuruh-suruh, dan bisa beraktifitas seperti biasa. sikap malas yg saya
maksudkan adalah beliau tidak pernah mau ibadah, tidak mau mandi kalau
tidak saya paksa, suka buang air kecil maupun buang air besar dikamar,
padahal kondisinya masih bisa berdiri dan berjalan (untuk ke kamar
mandi).
awalnya saya memang suka memanjakan beliau, apabila ada waktu senggang
saya sering memandikan beliau, menyuapi makan beliau, sampai-sampai
(maaf) nyebokin/membersihkan kotorannya saat buang air besar.
tapi karena sering saya manjakan begitu, beliau menjadi sangat malas.
yang akhirnya beliau selalu menunggu saya yang melayani, padahal saya
juga punya pekerjaan diluar, dan kadang-kadang saya suka dinas keluar
kota.
akhirnya karena melihat sikap malas itu, istri saya suka marah-marah
dengan bapaknya itu, malah saya jadi ikut emosi dengan beliau. dalam
bathin saya sangat berkecamuk, karena saya tidak mau menjadi anak yg
durhaka (walaupun posisinya beliau adalah bapak mertua saya).
sampai saat ini, saya serba salah menghadapi beliau, karena sejujurnya
saya ingin beliau bisa menjaga kebersihan dirinya sendiri. karena saking
malasnya beliau sering buang air kecil dan buang air besar dikamarnya
sendiri, dengan sikap cuek dan tidak memberitahukannya kepada istri saya
ataupun kepada saya, sehingga kotorannya itu terkadang terinjak dan
terbawa kakinya, yang mana akan membawa najis ketempat (ruang) ibadah
(sholat), dll.
istri saya pun angkat tangan, menyerah dalam merawat beliau karena
kejorokannya itu, apalagi istri saya saat ini sedang dalam kondisi
hamil, dan sangat sensitif terhadap bau-bau yg kurang sedap seperti itu.
akhirnya belakangan ini saya jadi suka kasar (membentak) beliau karena
sikapnya itu, malah pernah saya lap bekas kencingnya itu dan saya lempar
ke muka beliau.. saya benar-benar merasa berdosa saat itu. saya sangat
merasa bersalah.
saya sudah sering bicarakan hal ini baik-baik kpd beliau, saya sering
menasehati beliau utk selalu menjaga kebersihan. tapi tidak pernah mau
digubris. dan selalu terulang seperti itu lagi.
pernah juga saya pakaikan pampers dewasa agar tidak buang air
sembarangan, tapi saya agak kesulitan dalam biayanya, karena mesti
setiap hari menggunakan pampers dan memakan biaya cukup banyak..
tolong sekiranya ada saran dan kritikan untuk saya dalam menghadapi
bapak mertua saya itu, saya sangat berharap masukkannya. karena
sejujurnya saya sangat menyayangi orang tua (mertua) saya itu, apalagi
dalam kondisinya yang kena stroke seperti itu.
mohon maaf jikalau terlalu panjang penjelasan dari pertanyaan saya ini,
sebelum dan sesudahnya saya ucapkan banyak terima kasih. dan kepada
Allah saya mohon ampun.
wassalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh.
JAWABAN
Anda orang yang baik karena mau melayani mertua sampai sejauh itu. Dan
kebaikan itu dibalas dengan sikap manja darinya. Sehingga membuat
kesabaran Anda menipis. Saya sarankan agar Anda dan terutama istri anda
agar berusaha sekuat tenaga untuk bersabar dan tidak mengeluarkan
kata-kata yang menyakiti beliau. Anda dan istri boleh menasihati beliau
baik dalam sola shalat, menjaga kebersihan, dll. Tapi tidak boleh dengan
cara membentak sampai menyakiti hati. Karena itu termasuk dosa besar
terutama bagi putrinya. Lihat: Dosa Besar dalam Islam.
Kalau Anda tetap tidak tahan bersabar, maka jalan keluar satu-satunya
adalah tinggal di rumah yang berbeda dengan mertua. Tentu saja tidak
harus berjauhan. Ini bertujuan agar dia lebih mandiri dan Anda dan istri
merasa lebih tenang dalam keseharaian hidup anda.
Kamis, 12 Maret 2015
04.09
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar